PEKANBARU
- Dalam rangka Hari Air Dunia 2021 yang diperingati setiap tanggal 22
Maret, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru
menyiram parit dengan ezoenzyme.
Kegiatan yang dipimpin oleh
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan dan Pengelolaan Limbah
B3 (PPLPLB3), Dra. Jasmiyati, M.Si ini dilakukan di parit yang berada di
sekitar Kompleks Perkantoran Datuk Setia Maharaja dengan melibatkan
Kepala Seksi, Staf, dan THL.
Kata dia, hari Air Dunia (World
Water Day) adalah peringatan yang bertujuan untuk menyadarkan masyarakat
tentang pentingnya pengelolaan sumber air bersih yang berkesinambungan.
Pencemaran air adalah salah satu masalah yang dihadapi Kota Pekanbaru.
Diketahui
saat ini status anak sungai dan sungai Siak di Kota Pekanbaru mulai
tercemar ringan-sedang, untuk itu diperlukan suatu gerakan nyata untuk
mengurangi pencemaran di anak-anak sungai ini. Salah satu upaya yang
bisa dilakukan adalah dengan menuangkan ecoenzyme ke parit/sungai.
Eco
enzyme adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas
buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan
air. Warnanya coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang
kuat.
"Saat ini sampah organik merupakan jenis sampah yang
paling banyak diproduksi, dengan membuat ezoenzyme kita memanfaatkan
sampah tersebut sehingga dapat mengurangi jumlah sampah yang masuk ke
TPA. Selain itu ezoenzyme juga dapat mengurangi polusi, membersihkan
udara dari racun, sebagai pembersih rumah tangga, dan masih banyak lagi
manfaat lainnya," bebernya.
Ia menerangkan bahwa ecoenzyme
memiliki beberapa manfaat yaitu dapat mengurangi efek rumah kaca dan
global warming, karena saat proses pembuatannya akan melepaskan gas ozon
(O3) yang dapat mengurangi karbondioksida (CO2) di atmosfer yang
memperangkap panas di awan.
Kemudian penuangan ecoenzyme ke
parit juga dilakukan karena dapat mengurangi tingkat pencemaran di air.
Air dengan ecoenzyme yang ada di parit dan sungai nantinya akan bermuara
ke laut, pada prosesnya enzim mengubah amonia menjadi nitrat (NO3),
hormon alami dan nutrisi untuk tanaman.
Sementara itu mengubah CO2 menjadi karbonat (CO3) yang bermanfaat bagi tanaman laut dan kehidupan laut.
"Namun
hal ini harus melibatkan massa secara aktif dan berkelanjutan, karena
bila dilakukan oleh segelintir orang saja pengaruhnya akan sangat kecil
terhadap tingkat pencemaran ini. Untuk itu kami mengajak masyarakat
Pekanbaru untuk membuat ezo enzyme di rumah masing-masing. Ketika
semakin banyak yang peduli, bergandengan tangan, dan bersinergi, maka
tidak akan mustahil pencemaran air dapat ditangani," pungkasnya.
(Kominfo3/RD1)