PEKANBARU
- Walikota Pekanbaru Dr. H. Firdaus, S.T., M.T, berharap Aplikasi Sistem
Informasi Kearsipan Dinamis Terintegritas (Srikandi) dapat meningkatkan
kualitas kearsipan sebagai langkah mendukung Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik (SPBE).
Hal
itu disampaikannya pada kegiatan bimbingan teknis (bimtek) untuk
memperkenalkan Aplikasi Srikandi, yang dipusatkan di aula lantai 6
gedung utama komplek perkantoran terpadu Walikota di Tenayan Raya, Rabu
(27/10).
"Semoga Aplikasi
Srikandi ini bisa kita jadikan sebagai upaya untuk mengejar
ketertinggalan kita, merubah mindset kita. Karena manusia yang
berperadaban itu adalah manusia yang bisa mewariskan sejarah kepada
generasi berikutnya," ucapnya.
Disampaikan walikota, saat ini literasi maupun kearsipan masih menjadi salah satu kelemahan yang harus diperbaiki.
"Karena
kalau tidak ada literasi, catatan, arsip, kita tidak tahu peristiwa
yang terjadi. Oleh sebab itu, maka arsip ini sangat penting. Dengan
arsip, menunjukan kita sebagai manusia yang berperadaban. Sekarang
kelemahan kita, mencari arsip tahun lalu saja, itu susah," ujarnya.
Dicontohkan
walikota, salah satu kelemahan kearsipan tersebut tergambar dari
sejarah pembangunan Jembatan Rantau Berangin di Kabupaten Kampar.
Diceritakannya,
Jembatan Rantau Berangin merupakan proyek pertama Kementerian Pekerjaan
Umum di Provinsi Riau pada Orde Baru yang dibangun tahun 1972 dan
diresmikan secara langsung oleh Presien Soeharto pada 1974.
"Namun
saat saya di Dinas PU Riau dan ditugaskan Kementerian PU untuk mencari
arsip, satu lembar pun tidak ditemukan. Padahal, jembatan itu, jembatan
yang sangat bersejarah. Jembatan yang kita banggakan sebagai proyek Orde
Baru pertama di Riau," paparnya.
Untuk
itu guna memotivasi generasi muda dalam membangun literasi dan
kearsipan, walikota tetap meluangkan waktunya untuk menulis guna
menyusun buku tentang perjalanan pembangunan Kota Pekanbaru. Saat ini,
sudah terdapat sebanyak 6 buku yang ia ditulis.
"Buku
keenam kita beri judul Bandaraya Tenayan. Jadi kita harus membiasakan
menulis sebuah gagasan dan wawasan menjadi sebuah ide. Kemudian ditulis
menjadi perencanaan, dikerjakan, dan yang dikerjakan kita tulis lagi
menjadi sebuah arsip," tutupnya. (Kominfo2/RD1)