Dinas Kesehatan Pekanbaru Temukan 3.713 Kasus TBC


Image : Dinas Kesehatan Pekanbaru Temukan 3.713 Kasus TBC
Ilustrasi (Internet) - Pekanbaru.go.id

PEKANBARU - Pada tahun 2025 ini, Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru temukan 3.713 kasus Tuberkulosis atau orang yang terinfeksi bakteri mycobacterium tuberculosis (TBC).

Ditemukannya ribuan kasus TBC atau TB, setelah Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru melalui Dinas Kesehatan melakukan pencarian penderita secara aktif di berbagai fasilitas kesehatan yang ada di Kota Pekanbaru.

"Upaya yang dilakukan, kita melaksanakan kegiatan Active Case Finding (ACF), Active Case Finding itu pencarian penderita secara aktif di fasilitas kesehatan, di puskesmas. Jadi pasien yang datang ke puskesmas dengan kriteria batuk, dilakukan pemeriksaan, itu yang pertama," terang Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Hazli Fendriyanto melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Edi Satriawan, didampingi Kepala Tim Kerja Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular, Rasmanto SKM M.Kes, saat ditanya jumlah kasus dan upaya dalam menekan penyakit TBC yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan.

Dalam melacak penderita TBC atau TB, Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru bekerjasama dengan berbagai layanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta.

"Itu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Dinas Kesehatan," ujar Hazli.

"Intinya dicari dulu. Jadi konsepnya, kalau barang (TBC) itu tidak ditemukan, bagaimana mau menekannya. Harus ditemukan dulu, semaksimal mungkin. Ditemukan, periksa, obati. Itu strateginya. Kalau menunggu yang datang dengan gejala sudah lanjut, tidak akan selesai. Itulah Active Case Finding itu, deteksi dini," jelasnya.

Menurutnya, temuan ribuan kasus TBC bukanlah hal yang buruk. Dengan temuan ini, pemerintah bisa menekan tingginya kasus dengan cara pengobatan.

"Setelah ditemukan, baru kita periksa, kita obati. Karena kalau kita sifatnya menunggu, itu berbeda konteksnya dengan melakukan pencarian penemuan penderita. Kalau sudah ditemukan, hasil pemeriksaannya mengarah ke positif, tentu kita lakukan pengobatan," ulasnya.

Dari 3.713 total kasus TBC yang ditemukan, ditambahkan Kepala Tim Kerja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Rasmanto SKM M.Kes, 3.498 kasus sudah ditangani.

Rasmanto menjelaskan, temuan 3.713 kasus TBC atau TB menggunakan alat Tes Cepat Molekuler (TCM). Pemeriksaan awal, begitu ditemukan pasien dengan gejala klinis pertama, dilakukan pemeriksaan menggunakan TCM.

"Jadi sekali pemeriksaan kita 4 orang langsung, makanya cepat penemuannya. Dari situ nanti akan kelihatan, sekian jam nanti baru keluar hasilnya bahwa ini positif, baru ditindaklanjuti," terangnya.

Untuk proses pengobatan penderita TBC, dikatakan Rasmanto, membutuhkan waktu selama 6 bulan.

"Pengobatannya membutuhkan waktu selama 6 bulan, dan obatnya tidak boleh putus, harus berkelanjutan," ungkapnya.

Kepada masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mengimbau, jika ada gejala batuk dalam kurun waktu dua minggu berturut-turut tak berhenti, masyarakat diharapkan dapat melakukan pemeriksaan kesehatan pada fasilitas layanan kesehatan.

"Harapannya, jika ditemukan tanda-tanda dengan batuk dalam kurun waktu dua minggu berturut-turut tidak sembuh, maka silahkan kunjungi puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk memeriksakan diri ke puskesmas, apakah memang positif kena tuberculosis atau memang batuk biasa. Dengan memeriksakan, akan terlihat apa yang kita rasakan itu, kemana kita mau mencari solusi setelah itu, kan tau," tutupnya.(Kominfo9/rd3)




Logo Pemkot

Pekanbaru.go.id

Portal Resmi Pemerintah Kota Pekanbaru Provinsi Riau

Tulis Komentar

[30/10/2025] Satpol PP Kota Pekanbaru Jaring Puluhan Pelajar Bolos Sekolah [30/10/2025] Kinerja LPS di Kota Pekanbaru Selama Empat Bulan Bakal Dievaluasi [30/10/2025] Disbudpar Pekanbaru Rencana Gandeng Investor Kembangkan Danau Bandar Kayangan [29/10/2025] Buang Sampah Sembarangan di Jalan Soebrantas, Belasan Warga Diberi Sanksi [29/10/2025] Satpol PP Kembali Tertibkan Bangunan Liar di Jalan Bima [29/10/2025] Wali Kota Pekanbaru Resmikan Program AMAN Bertani, Dorong Ketahanan Pangan Mandiri