PEKANBARU - Penjabat (Pj) Wali Kota (Wako) Pekanbaru Risnandar Mahiwa mengingatkan, agar penetapan anak dengan kondisi stunting harus disertai dengan indikator yang jelas. Tim Percepatan Penanganan Stunting di Kota Pekanbaru jangan sampai salah menetapkan anak dengan kondisi stunting.
Mereka harus merinci dengan baik indikator anak yang mengalami stunting. Apalagi penanganan kasus stunting di Kota Pekanbaru masih terus berjalan.
Petugas di lapangan harus menyamakan persepsi dengan petugas di lapangan. Mereka harus menyamakan persepsi dalam menetapkan indikator anak yang mengalami stunting.
"Kita ingin pemahaman sama, terkadang ada yang menyatakan stunting anak itu, padahal anak itu sakit biasa," terangnya.
Pj Wako mengingatkan agar seluruh instansi yang tergabung dalam tim bisa menyamakan persepsi terhadap indikator stunting.
Hal ini jadi satu evaluasi dalam penanganan stunting. Ia menyebut evaluasi ini untuk menindaklanjuti kelemahan tim di lapangan.
Mereka kekurangan tenaga kesehatan di puskemas pembantu. Apalagi petugas harus berada di lokasi sekaligus memeriksa kondisi anak yang mengalami stunting.
Risnandar mengaku siap menerima laporan dari tim di lapangan. Ia berjanji bakal menindaklanjuti laporan terkait penanganan stunting di Kota Pekanbaru.
Angka prevalensi stunting di Kota Pekanbaru pada tahun 2025 ditargetkan kembali turun. Namun target turunnya tidak banyak hanya sekitar 0,5 persen.
Saat ini angka prevalensi stunting berkisar 8,7 persen. Angka ini jauh di bawah target nasional yakni 14 persen.
Pada tahun depan diprediksi angka prevalensi stunting bisa turun sekitar 0,5 persen. Tim Percepatan Penanganan Stunting Kota Pekanbaru menargetkan angka prevalensi stunting turun menjadi 8,2 persen. (Kominfo7/RD2)