PEKANBARU
- Pandemi Covid-19 berdampak besar pada berbagai sektor, terutama
terhadap kesehatan dan ekonomi. Selain mitigasi terhadap sektor
kesehatan, sektor ekonomi harus dipertahankan sebagai respon atas
penurunan aktivitas masyarakat yang ekonominya terdampak secara
langsung.
Menindaklanjuti
hal tersebut, Pemerintah Kota Pekanbaru dipimpin langsung Walikota
Pekanbaru, Dr H Firdaus ST MT menggelar rapat percepatan Pemulihan
Ekonomi Nasional (PEN) tingkat Kota Pekanbaru secara virtual di ruang
rapat Walikota Pekanbaru Komplek Perkantoran Tenayan Raya Lantai V, Rabu
(4/8).
Rapat secara
virtual hanya dihadiri secara langsung oleh koordinator dan tim
kesekretariatan dengan penerapan prokes yang ketat. Sementara peserta
lainnya yang terdiri dari Kepala OPD, Camat dan Lurah se-Kota Pekanbaru
mengikutinya secara daring dari kantor ataupun kediamannya
masing-masing, mengingat masih berlangsungnya PPKM Level IV di Kota
Pekanbaru.
Untuk Tim PEN Kota Pekanbaru sendiri, diketuai oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Pekanbaru, El Syabrina.
Dalam
arahan awalnya, Walikota Pekanbaru Firdaus menyebutkan bahwa selain
mitigasi di sektor kesehatan, sektor ekonomi harus dipertahankan sebagai
respon atas penurunan aktivitas masyarakat yang ekonominya terdampak
secara langsung.
“Selain
mitigasi di sektor kesehatan, sektor ekonomi harus dipertahankan sebagai
respon atas penurunan aktivitas masyarakat yang ekonominya terdampak
secara langsung,” tandas Sang Visioner julukan Walikota Pekanbaru dua
periode ini.
Alek
Kurniawan yang juga dikenal termutakhir dengan sebutan Kadis AKUR yang
merupakan Nakhoda Dinas Ketahanan Pangan kota Pekanbaru yang dalam tim
tersebut dipercayai sebagai Koordinator bidang Pertanian, Peternakan dan
Ketahanan Pangan menyampaikan paparannya pada sesi awal.
Selanjutnya
Kadis AKUR memulai paparannya dengan menyebutkan bahwa dalam konteks
keberlanjutan ekonomi di suatu daerah “secara sederhana” dapat
diwujudkan melalui optimalisasi investasi, belanja pemerintah, konsumsi
masyarakat dan ekspor-impor.
Dan
hal yang paling logis untuk keberlangsungan hidup ekonomi dari pilihan
yang ada saat ini adalah optimalisasi dari belanja pemerintah karena 3
(tiga) indikator lainnya; investasi, konsumsi masyarakat dan ekspor
impor terus melambat dan tumbuh negatif. Namun disisi lain ironisnya
setiap belanja yang dikeluarkan pemerintah tentu membutuhkan sumber
pendanaan yang tidak sedikit.
“Kita dalam dilematis yang butuh ketelitian dan kesabaran ekstra,” ungkap Akur
“Disatu
sisi, menggenjot optimalisasi belanja pemerintah untuk perputaran
ekonomi, namun disisi lainnya Pemerintah juga harus melakukan
optimalisasi penyediaan dana untuk belanja dimaksud, makanya prioritas
belanja pemerintah saat ini harus yang bermuara kepada Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN),” terangnya lagi.
Lebih
lanjut Akur memaparkan langkah-langkah kongretnya dengan membagi dalam
tiga kelompok besar yaitu tusi ketersediaan dan kerawanan pangan,
distribusi dan cadangan pangan serta konsumsi dan keamanan Pangan.
Dalam
tusi Ketesediaan dan Kerawanan Pangan, dia bersama tim Disketapang dan
SKPD mitra lainnya terus menggesa optimalisasi belanja kegiatan-kegiatan
strategis di antaranya peningkatan produktivitas dan kesejahteraan
petani dan pelaku usaha pangan. Kegiatan ini diwujudkan melalui
pemberdayaan masyarakat lewat Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan dan
Pekarangan Pangan Lestari (P2L).
Optimalisasi
kegiatan P2L diarahkan melalui penyaluran stimulus bantuan untuk
aktualisasi pemanfaatan lahan pekarangan secara optimal untuk
pengembangan ketersediaan pangan yang beraneka ragam setiap rumah tangga
dalam suatu kawasan.
Objek
penerima manfaat adalah kelompok wanita tani. Selanjutnya dalam skala
yang agak besar, Dinas Ketahanan Pangan juga turut suksesi dalam program
Kawasan Mandiri Pangan.
Kawasan
Mandiri Pangan adalah kawasan yang di bangun dengan melibatkan
keterwakilan masyarakat dalam rangka meningkatkan pengelolaan
kelembagaan masyarakat untuk ketahanan pangan masyarakat. Output
kegiatan saat ini berupa pemberian bibit tanaman, infrastruktur dan
belanja pendukung kegiatan penumbuhan terhadap Kelompok Tani (KT). Dalam
kurun 2 tahun terakhir untuk kegiatan ini baru mampu menyentuh 39
Kelompok Tani ataupun Kelompok Wanita Tani.
Sementara
jumlah Kelompok Tani dan Kelompok Wanita Tani yang ada di Kota
Pekanbaru berdasarkan aplikasi SIMLUHTAN Kementan ada 400-an Kelompok
dengan rata-rata anggota per kelompok 25 hingga 30 orang. Dana ini
bersumber dari APBD dengan penguatan dari Dana DID tambahan dan Dana DAK
Non Fisik Ketahanan Pangan dan Pertanian.
“Artinya
kita baru dapat memberi stimulus kepada 10 persen dari total jumlah
Kelompok Tani ataupu Kelompok Wanita Tani yang ada di Kota Pekanbaru,"
lanjutnya lagi.
Lebih
lanjut Alek menjelaskan bahwa pada tusi Distribusi dan Cadangan Pangan
juga diperkuat dengan kegiatan revitalisasi dan penguatan kelembagaan
petani dan Pelaku Usaha Pangan melalui Optimalisasi pemanfaatan Outlet
Pangan PUAN BERSERI. Kegiatan Pekan Pangan Madani dan mendukung penuh
Pembentukan PT. Sarana Pangan Madani sebagai BUMD. Kedepannya Alek juga
mendorong terciptanya pengembangan korporasi usaha tani hulu hilir.
“Pada
tusi distribusi dan Cadangan Pangan, kami juga berusaha maksimal
melalui kegiatan revitalisasi kelembagaan pangan melalui Outlet Pangan
PUAN BERSERI dan Pekan Pangan Madani yang selanjutnya lebih dikenal
dengan nama PPM. Slogan kami adalah “Petani Untung, Masyarakat
Beruntung”. Kami juga mendukung penuh terbentuknya PT. SPM menjadi BUMD
Kota Pekanbaru,” tukasnya lagi.
Outlet
Pangan “PUAN BERSERI” (Pemasaran Usahan Pangan Bersama Secara Lestari)
didirikan pada dasarnya bertujuan untuk menyediakan bahan pangan dari
produk segar dan produk olahan yang terjangkau bagi masyarakat yang
disediakan langsung oleh binaan Ketapang melalui KWT dan KT serta UMKM
di bidang Pangan, BULOG dan vendor lainnya.
Sementara
PPM yaitu Sarana tempat berjualan ( market place) penjualan
produk-produk pangan segar dan olahan dari para Kelompok Tani Kelompok
Wanita Tani, UMKM dan pegiat Usaha Pangan lainnya yang di taja secara
rutin setiap pekannya di Kantor Dinas Ketahanan Pangan pada pukul 08.00 -
12.00 WIB.
Di tusi ini
juga dikenal optimalisasi kegiatan Pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah
Daerah (CPPD) dalam hal ini adalah komoditas beras. Hal ini dalam rangka
menindaklanjuti Surat Menteri Pertanian RI Nomor 91/KN.130/M/5/2020
tentang Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah jo Instuksi Menteri
Dalam Negeri Nomor 2 tahun 2020 tentang Menjaga Ketahanan Pangan pada
saat tanggap darurat pandemic Covid-19 yang pada prinsipnya
menginstruksikan pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah dalam
rangka peningkatan kesiapan pangan untuk menghadapi dampak pandemic
covid-19 yang laporannya secara berkala dilaporkan kepada Kementerian
Dalam Negeri CQ. Dirjen Bina Pembangunan Daerah dan Badan Ketahanan
Pangan Kementerian Pertanian RI.
“Ya,
kita ada CPPD untuk peningkatan kesiapan pangan untuk menghadapi dampak
pandemic covid-19, walaupun belum memenuhi standar (kuota yang
diharapkan nasional) tapi kita telah menanggapi isu ini di awal, dengan
adanya Perwako sebagai payung hukumnya,” tegasnya lagi.
Eks
Sekretaris DPRD Kota Pekanbaru ini melanjutkan usaha yang dioptimalkan
lainnya melalui Pengawasan keamanan Pangan Segar. Memang saat ini
terkendala pendanaan yang belum memadai dan belum adanya laboratorium
sehingga sampel yang diperiksa dalam jumlah terbatas. Pengawasan yang
dilakukan dengan melakukan uji residu pestisida pangan segar asal
tumbuhan menggunakan rapid test kit yang bahan (sampelnya) diperoleh
dari pasar-pasar di Kota Pekanbaru.
Selain
itu proyek-proyek strategis yang sudah dituntaskan antara lain dokumen
Grand Master Plan Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru dan Grand Master Plan
Kawasan siCANTIG (Lokasi Cadangan Pangan Terintegrasi). Dua dokumen
induk ini akan menjadi acuan dalam pengembangan kegiatan ketahanan
pangan kedepannya dan pelaksanaan kegiatan strategis penguatan lumbung
pangan yang memiliki nilai edukasi dan entertainment (edutainment).
Untuk siCANTIG sendiri merupakan suatu bentuk usaha Pemerintah Kota
dalam memberikan edukasi dan sosialisasi sekaligus infrastruktur wisata
pertanian yang mengedepan pembelajaran (edukasi) serta wisata agro yang
menarik (entertainment).
Semua
kegiatan-kegiatan tersebut tambahnya lagi harus terdokumentasi dengan
baik dan memadai. Makanya inovasi dengan pendekatan teknologi informasi
dalam layanan publik juga harus diperbaiki. Hal ini yang pada akhirnya
melahirkan inovasi yang dinamakan dengan sebutan siTANGAN alias Sistem
Informasi Ketahanan Pangan. Sistem Informasi Pangan ini dibangun untuk
menyediakan data dan informasi pangan yang valid dan terkini secara
cepat melalui teknologi informasi sehingga memudahkan institusi maupun
masyarakat luas dapat mengakses informasi pangan tersebut dengan cepat.
Di
kesempatan berikutnya, Alur juga sangat mengapresiasi langkah-langkah
yang telah dilakukan Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Pekanbaru yang
juga ikut berpartisipasi melakukan pendampingan, penyuluhan,
pemberdayaan masyarakat dengan nilai stimulus dalam skala yang lebih
besar lagi.
“Mudah-mudahan
kita mampu bersinergi dengan perannya masing-masing sehingga tidak
adanya mata rantai yang putus dalam menciptakan ketahanan pangan yang
terintegrasi dari hulu ke hilirnya," ujar Akur yang juga merupakan Ketua
Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Kota Pekanbaru mengakhiri
paparannya.(Kominfo5/RD2)