PEKANBARU— Saat ini, Pemerintah Kota Pekanbaru berharap kepada pelaku usaha dari sektor swasta untuk membantu program pemerintah dalam mengelola sampah, khususnya sampah plastik. Hal ini, karena masyarakat di Ibu Kota Provinsi Riau itu rata-rata memproduksi 1.260 ton limbah plastik dalam sebulan..
''Makanya ini yang kita harapkan. Oleh sebab itu, pengusaha bantu masyarakat dalam mengelola lingkungan . Karena sampah seharusnya bukan jadi momok, tapi bisa jadi nilai yang berharga,'' ungkap Kadis Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru, Zulfikri SH saat meresmikan Rumah Kelola Sampah yang digagas oleh Giant dari Hero Group, di Kelurahan Tangkerang Barat, Kecamatan Marpoyan Damai, Rabu (2/8).
Dijelaskan Zulfikri, dalam sehari Kota Pekanbaru bisa menghasilkan 42 ton sampah plastik, jumlah itu sekitar 20 persen dari total produksi limbah perhari. Ini artinyaKota Pekanbaru memproduksi 1.260 ton sampah plastik perbulan, dari total 6.300 ton sampah secara keseluruhan. ''Dari 42 ton per hari sampah plastik dibuang ke lingkungan. Itu angkanya 20 persen dari sampah yang ada. Kalau tak dikelola dengan baik, dampaknya sangat besar ke lingkungan," ujar Zulkfikri.
Zulfikri menyayangkan masih banyak warga Pekanbaru yang menganggap remeh sampah dengan membuangnya sembarangan, dan tak acuh dampaknya bagi lingkungan dan anak-cucu mereka. ''Saat ini, banyak kejadian karena sampah di kota ini. Sebelum Lebaran lalu, banjir sampai ke perumahan dan salah satu hotel yang tidak pernah sebelumnya kebanjiran sampai ke basement masuk air dan mobil-mobil rusak dibuatnya. Itu semua karena sampah," ungkap Zulfikri.
Zulfikri mengapresiasi Hero Group memilih Pekanbaru sebagai kota percontohan kedua untuk pembentukan Rumah Kelola Sampah (RKS). Ia berharap kegiatan itu bisa mendorong perubahan pola pikir warga untuk membudayakan mengolah sampah organik menjadi pupuk, dan sampah nonorganik seperti plastik menjadi kerajinan yang kreatif.
"Semoga bisa membantu ubah pola pikir bagaimana dari rumah kita sendiri tidak ada hasilkan sampah ke luar lagi,'' ujarnya.
Sementara itu, GM Corporate Affairs Giant, Tony Mampuk menjelaskan program "Rumah Kelola Sampah" bertujuan untuk mendukung program pemerintah "Indonesia Bebas Sampah 2020. Ini alasannya banyak sampah di Indonesia belum dikelola dengan baik. Bahkan, menurut prediksi Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, produksi sampah pada tahun 2019 dapat mencapai 68 juta ton, dan sebanyak 9,52 juta ton (48 persen) di antaranya berasal dari sampah rumah tangga, sedangkan sisanya berasal dari pasar tradisional, kawasan komersial, dan fasilitas publik.
"Adanya Rumah Kelola Sampah ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk memiliki gaya hidup ramah lingkungan. Dengan pengelolaan secara terpadu dan tepat guna dapat mengurangi jumlah sampah dan meningkatkan ekonomi masyarakat,'' sebutnya.
Diujarkan Tony, program berkesinambungan RKS memiliki serangkaian kegiatan diantaranya adalah pembangunan sarana rumah kelola sampah, pembinaan warga rumah hijau, pelatihan dan penyuluhan tentang pengelolaan sampah dan Iingkungan, serta penyediaan fasiIitas seperti komposter, perangkat hidroponik, dan peralatan Iainnya.
''Kami harapkan kontribusi positif ini tidak hanya berdampak bagi lingkungan tetapi juga untuk ekonomi. Di mana tercipta hasil-hasil kreasi daur ulang yang mengandung nilai ekonomis, seperti pupuk kompos dan berbagai kerajinan tangan Iainnya," tutupnya.(Kominfo/1)